Dalam pemeriksaan
subyektif ada prosedur
pemeriksaan dimana
setelah Best Vision
Spheris di temukan maka
dilakukan tes Merah
Hijau atau Duochrome
Test atau Red-Green Test.
Mengapa warna merah dan hijau yang di pakai
untuk tes itu, padahal warna dalam spektrum
cahaya tampak kan ada banyak. Ternyat hal ini di
sebabkan warna merah dan hijau mempunyai
panjang gelombang yang jatuhnya di retina itu
mempunyai jarak yang sama.
Warna Hijau jatuh di depan retina dan Warna
Merah jatuh di belakang Retina. Pasti ada yang
protes ( untuk RO ), apa gak kebalik.
Begini, untuk orang Myopia, dimana sinar sejajar
yang masuk ke mata jatuh di depan retina maka
sinar yang akan terlihat jelas adalah yang dekat
dengan retina. Karena Myopia itu sinarnya jatuh
di depan retina maka yang ada di posisi belakang
adalah warna merah dan itu yang paling dekat
dengan retina, sehingga objek yang ada di dasar
warna merah akan terlihat lebih jelas. Begitu
sebaliknya.
Jadi dalam Tes itu jika objek di merah lebih jelas
maka orang ini masih Myopia dan koreksinya
lensa minus (-), sebaliknya jika objek yang jelas
itu warna hijau maka orang ini Hypermetropia
dan di koreksi lensa plus.
Penentuan akhirnya adalah jika kedua objek yang
ada di dasar warna merah dan hijau sama atau
kao tidak bisa sama maka untuk orang myopia
pilih sedikit merah lebih jelas dan sebaliknya.
Dedi Triyanto
Jumat, 16 Maret 2012
Senin, 12 Maret 2012
Floaters
Terkadang kita mendapati pasien yang suka mengeluh di
penglihatannya seperti ada benang-benang atau garis yang
mengikuti tapi tajam penglihatan tidak berkurang. Nah, hal
tersebut adalah yang kita kenal dengan nama Floaters.
Floaters adalah bayangan benda berwarna hitam yang
terlihat oleh mata kita dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Bisa berbentuk garis-garis atau seperti jaring dll. Biasanya
floaters tersebut bergerak saat anda melirik ke kiri atau
kanan dan semakin jelas bila anda melirik ke arah dinding
atau ke langit-langit.
Floaters dapat berasal dari vitreus (vitreus adalah sejenis
cairan kental dan jernih yang mengisi dan membentuk bola
mata kita. Pada orang berusia muda vitreus berbentuk
seperti agar-agar (jeli). Semakin tua akan semakin cair)
yang mengalami degenerasi sesuai proses penuaan atau
pertambahan umur. Saat vitreus mencair, ada beberapa
bagiannya justru menebal dan mengkerut. Penebalan dan
pengkerutan ini dapat menyebabkan terlepasnya pelekatan
vitreus dari retina, proses ini disebut POSTERIOR VITREOUS
DETACHMENT. Bagian yang terlepas ini akan terlihat oleh
mata kita sendiri sebagai benda yang melayang-layang yang
disebut floaters. Biasanya terjadi pada umur 55 tahun atau
lebih tapi bisa terjadi juga pada umur muda yaitu bagi
penderita myopia, pernah di laser atau di operasi dan pada
trauma mata.
Sebagian besar floaters tidak berbahaya dan tidak
mempengaruhi penglihatan. Walaupun floaters tidak akan
menghilang seluruhnya tetapi lambat laun gangguan
floaters ini dapat hilang dengan sendirinya. Kadangkala
floaters merupakan gejala awal dari robeknya retina dan
jika ini yang terjadi maka keadaan bisa menjadi serius
karena dapat menyebabkan kebutaan. Sebagian besar
floaters tidak perlu diobati kecuali berhubungan dengan
gejala robeknya retina. Kalau memang hal ini yang terjadi
maka harus segera ditangani. Untuk memastikannya, mata
anda harus diperiksa secepatnya pada saat pertama kali
anda merasakan adanya floaters atau saat muncul lagi
floaters yang baru.
penglihatannya seperti ada benang-benang atau garis yang
mengikuti tapi tajam penglihatan tidak berkurang. Nah, hal
tersebut adalah yang kita kenal dengan nama Floaters.
Floaters adalah bayangan benda berwarna hitam yang
terlihat oleh mata kita dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Bisa berbentuk garis-garis atau seperti jaring dll. Biasanya
floaters tersebut bergerak saat anda melirik ke kiri atau
kanan dan semakin jelas bila anda melirik ke arah dinding
atau ke langit-langit.
Floaters dapat berasal dari vitreus (vitreus adalah sejenis
cairan kental dan jernih yang mengisi dan membentuk bola
mata kita. Pada orang berusia muda vitreus berbentuk
seperti agar-agar (jeli). Semakin tua akan semakin cair)
yang mengalami degenerasi sesuai proses penuaan atau
pertambahan umur. Saat vitreus mencair, ada beberapa
bagiannya justru menebal dan mengkerut. Penebalan dan
pengkerutan ini dapat menyebabkan terlepasnya pelekatan
vitreus dari retina, proses ini disebut POSTERIOR VITREOUS
DETACHMENT. Bagian yang terlepas ini akan terlihat oleh
mata kita sendiri sebagai benda yang melayang-layang yang
disebut floaters. Biasanya terjadi pada umur 55 tahun atau
lebih tapi bisa terjadi juga pada umur muda yaitu bagi
penderita myopia, pernah di laser atau di operasi dan pada
trauma mata.
Sebagian besar floaters tidak berbahaya dan tidak
mempengaruhi penglihatan. Walaupun floaters tidak akan
menghilang seluruhnya tetapi lambat laun gangguan
floaters ini dapat hilang dengan sendirinya. Kadangkala
floaters merupakan gejala awal dari robeknya retina dan
jika ini yang terjadi maka keadaan bisa menjadi serius
karena dapat menyebabkan kebutaan. Sebagian besar
floaters tidak perlu diobati kecuali berhubungan dengan
gejala robeknya retina. Kalau memang hal ini yang terjadi
maka harus segera ditangani. Untuk memastikannya, mata
anda harus diperiksa secepatnya pada saat pertama kali
anda merasakan adanya floaters atau saat muncul lagi
floaters yang baru.
Langganan:
Komentar (Atom)